Di ajang Tokyo Game Show (TGS) 2018, hampir semua mata menyorot game-game dari developer besar. Tapi, nyatanya banyak game-game indie yang tak kalah keren yang dipamerkan di ajang pameran game terbesar di Asia ini.
Nah, apa saja game-game indie yang dipamerkan di TGS 2018? Ini deretan game indie di TGS 2018.
1. Rival Megagun
Rival Megagun adalah game pertarungan tembak-tembakan satu lawan satu yang kompetitif. Game ini dapat dikatakan mirip dengan Sprite Twinkle Star.
Dua pemain (atau satu pemain dan AI) memilih koleksi kapal, yang masing-masing memiliki pola peluru unik, bom, dan gerakan spesial. Kedua pemain kemudian dapat mulai saling tembak-menembak.
Ketika dimainkan dengan Joy-Con Nintendo Switch, kapal-kapal dapat dikendalikan secara fantastis. Hal ini menjadikan Switch sebagai rumah yang sempurna untuk game multiplayer yang sangat menjanjikan ini. Rival Megagun dijadwalkan akan rilis di PC, PlayStation 4, Switch, dan Xbox One pada akhir tahun 2018 ini.
2. Fight Knight
Game ini memiliki latar belakang bawah tanah klasik tahun 1980-an yang dibalut pertempuran gaya ‘Punch-Out’ (pukul-memukul).
Penjelasan yang singkat membuat detail kecil dari Fight Knight menarik, seperti seni bergaya animasi NES (Nintendo Environment System), gerakan yang cepat dan ringan, dan efek suara yang unik dan nyaring, seperti muncul dari speaker radio yang rusak. Fight Knight dijadwalkan hadir di PC, PlayStation 4, dan Nintendo Switch pada akhir tahun 2018 ini.
Baca juga: TGS 2018: Di Trailer Terbaru Resident Evil 2 Remake Ada Karakter Baru, Lho!
3. Devil’s Engine
Terinspirasi dari seri Thunder Force, Devil’s Engine hadir sebagai game tembak-menembak berjenis ‘geser samping (side-scrolling)’ 16-bit.
Ketika rintangan semakin meningkat, pemain harus menghindari aliran sasaran peluru bersama dengan api, laser, bola dan pisau besar teleportasi. Devil’s Engine rencananya akan hadir di PlayStation 4, PC, dan Nintendo Switch. Namun, belum ada tanggal pastinya.
4. Black Future 88
Black Future 88 adalah game terkasar dalam daftar ini, sekaligus yang paling lama untuk dirilis. Game penembak 2D bergaya synth-punk ini menunjukkan potensi besar sebagai game co-op aksi.
Game ini berisi senjata yang memuntahkan peluru-peluru bekas, pembantaian musuh layaknya menghancurkan kaleng minuman, dan efek layar yang berguncang keras setiap pukulan besar dilepaskan.
5. Agartha
Game ini menghadirkan pengalaman ilmu fisika dari berbagai material. Dengan menggunakan mouse, pemain bisa mengisi layar dengan air, kemudian menambahkan minyak, lalu api, dan melihat hasilnya.
Pengembang Agartha menambahkan fitur petualangan ke game simulasi fisika ini. Pemain dapat menggunakan empat kekuatan berbeda untuk mencapai setiap jalan keluar dengan aman.
Tantangan seputar lingkungan harus dipecahkan layaknya teka-teki. Sebagai contoh, ketika menyeberangi sebuah kolam dan mengubahnya menjadi es, lalu menyelinap di antara lava yang menetes, ini akan menciptakan terowongan beton. Agartha punya daya tariknya sendiri untuk kamu mainkan.
Baca juga: THQ Nordic Beli Game Alone In the Dark dan Act of War
6. Battle Princess Madelyn
Battle Princess Madelyn menjadi berita utama karena salah satu pembuatnya adalah seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Terinspirasi dari serial Ghouls n Ghosts, game ini mengisahkan seorang ksatria muda yang harus menyerang, melibas, dan menombak di lingkungan fantasi yang misterius.
Dunia pikselnya dihiasi dengan pencahayaan warna-warni yang memberikan suasana hangat dan menyenangkan, layaknya pesta Halloween dengan teman-teman. Game ini akan segera hadir di Nintendo Switch dan PC.
7. Tarotica Voo Doo
Rasanya tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan ‘tidak ada yang seperti ini’ ketika menjajal Tarotica Voo Doo
. Game memiliki gaya ala game Apple II dengan animasi seperti gambar tangan dan pergerakan yang unik.
Hal ini dapat membuat pemain seperti sedang melihat buku gambar adiknya ketika bermain. Tarotica Voo Doo terasa ‘sangat indie dan absurd’, di mana permainan memang dibuat hanya karena sang pengembang ‘perlu’ untuk membuatnya.
8. World of Horror
Demo untuk World of Horror sesungguhnya telah beredar selama beberapa tahun. Meskipun perilisan resmi masih dijadwalkan tahun depan, penampilan World of Horror di area pertunjukan TGS 2018 menjadi pertanda yang menggembirakan bahwa pengembangan telah berjalan sesuai rencana.
Dengan seni berjenis petualangan klasik Macintosh dan karya Junji Ito, World of Horror memiliki sedikit kesamaan dengan Tarotica Voo Doo. Namun, game ini memiliki alur cerita yang lebih tradisional dan jenaka, sehingga membuatnya lebih mudah dijangkau. World of Horror diharapkan akan benar-benar rilis secara penuh pada tahun 2019 mendatang.
Kamu suka game yang mana dari deretan game indie di atas?