Skyepod – Sebuah artikel dari Gamerant ini menyadur hasil sebuah studi dari dua orang peneliti dari Toronto yang bernama, Louis-Etienne Dubois dan Laurel Walzak. Studi ini menunjukkan bahwa dalam waktu dekat, gaji Pro Gamer akan sebanding, bahkan mungkin lebih besar dari para atlit dan olahragawan.
Studi ini pada dasarnya membandingkan kesuksesan liga-liga eSport dengan acara-acara olahraga yang umum ada di televisi, dan membandingkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan 2 media tersebut.
Jika jumlah penonton adalah sebuah parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah acara atau tayangan, maka eSport bisa dibilang telah sama level kesuksesannya dengan liga professional di televisi.
Dubois dan Walzak dalam risetnya mencatat bahwa, turnamen League of Legends berhasil meraup 36 juta penonton. Jumlah ini lebih tinggi dibanding final NBA yang tayang di tahun yang sama. Jumlah penonton tersebut bukanlah hanya terdiri dari para penonton digital. Turnamen tersebut juga memiliki ribuan penonton yang memenuhi sebuah stadium, layaknya sebuah pertandingan olahraga profesional.
Dan karena itu, eSport tidak hanya menarik penonton, namun juga sponsor-sponsor dari para raksasa industri, seperti Samsung, Coca-Cola, hingga Mountain Dew dan Doritos, layaknya pertandingan NFL (Liga American Football) ataupun MLB (Liga Baseball Profesional) di Amerika.
Baca juga : Booming Esports di Indonesia, Apa Tanggapan Bekraf?
Kesuksesan eSport dalam menarik perhatian banyak penonton ini bisa jadi merupakan salah satu hasil dari suksesnya komunitas streamer videogame. Ninja, seorang streamer Twitch yang umumnya memainkan Fortnite, berhasil meraup 500,000 Dolar Amerika per bulannya, atau setara dengan 7 Milyar Rupiah.
Berarti, peluang ini bukan hanya untuk atlet eSports, melainkan para pro gamer yang memilih jalur karir sebagai seorang streamer, juga bisa meraup keuntungan yang setara dengan seorang bintang sepak bola.
Namun, Dubois dan Walzak menutup laporan hasil riset mereka dengan menyatakan bahwa eSport tidak akan menggantikan olahraga tradisional. Hal ini berarti kita akan melihat pasar olahraga yang akan terbagi menjadi 2, dan kemungkinan satu perusahaan besar yang mencelupkan jarinya di kedua industri tersebut.
Nah, apakah sekarang kalian sudah percaya bahwa menjadi seorang pro gamer itu menguntungkan?