Tuntutan mobilitas makin tinggi di era moderen saat ini. Semakin tinggi saat kondisi khusus seperti masa pandemi saat ini, yang mewajibkan banyak pekerja kreatif bekerja secara remote. Karenanya, sangat dibutuhkan alat pendukung mumpuni yang bisa diandalkan untuk berbagai pekerjaan.
Nah kali ini, Skyegrid Media sudah kumpulkan lima (5) laptop 14 inch berukuran ringkas, namun bisa menjawab kebutuhan para pekerja kreatif yang ingin lebih mobile. Tentu, dimensi ringkas di sini jadi syarat utama. Tapi syarat lain yang tak kalah penting adalah, kemampuan komputasi tinggi untuk menjalankan program-progam berat yang dilemparkan kepadanya. Salah satunya kehadiran GPU dedicated yang bertenaga.
MSI Prestige 14 8RC
Laptop 14-inch dari MSI ini menawarkan beberapa SKU denngan beberapa pilihan GPU. Mulai dari Intel UHD, hingga GPU kelas gaming,- Geforce GTX 1050 Max-Q. Yang saya masukan ke round-up kali ini tentu saja SKU tertingginya yang menggunakan GTX,- sekalipun seri Max-Q.
Bingkai LCD yang sudah jauh lebih tipis, menjadikan dimensi MSI Prestige 14 makin ringkas,- hingga menyentuh screen-to-body ratio nyaris 90%. Saya suka garis disainnya yang cenderung boxy, namun punya aura time-less. Kalau dilihat-lihat, disainnya ini mirip dengan Modern 14 yang sebelumnya pernah kita review di sini.
Masuk ke spesifikasi, saya perhatikan MSI cukup jeli menentukan konfigurasi spesifikasi laptop ringkas berperforma cadas satu ini berdasarkan kapasitas sasis yang tersedia. Begitupun menentukan kapasitas power adaptor agar bisa ditemukan jalan tengah antara daya yang bisa dikeluarkan, dengan dimensi dan bobotnya. Sayangnya, bentuk power adaptornya kurang stylish,- setidaknya menurut saya.
Kapasitas power adaptornya yang mencapai 90 watt, sebenarnya masih memiliki sedikit ruang jika saja MSI membuka sedikit opsi upgrade. Misalnya slot m.2 PCIe kedua untuk memperbesar kapasitas penyimpanan. Sayangnya, pengguna harus puas dengan opsi upgrade yang ‘minimalis’.
MSI Prestige 14 datang dengan dua (2) opsi LCD, 1080p dan 4K. Opsi panel 4K memang bisa menjadi solusi memperluas workstation saat bekerja dengan aplikasi editing. Konsekwensinya, pengguna harus menyesuaikan mata mereka dengan pixel per inch yang sangat rapat.
MSI Prestige 14 versi 1080p dibanderol sekitar 20 juta di Indonesia,- sebuah harga yang menurut saya sangat baik posisi price-to-performance – nya. Pengguna mendapat benefit portabilitas, spesifikasi dengan harga yang wajar, LCD dengan akurasi warna yang baik serta material yang cukup baik.
Sedang versi 4K, SSD 1TB, dan RAM 16GB dibanderol di angka 26 juta-an, yang selevel dengan Zenbook 15 UX534FTC yang pernah kita review juga. Tapi menurut saya, MSI akan sulit untuk menang melawan Zenbook 15, kecuali pengguna benar-benar memprioritaskan sasis 14-inch sebagai syarat.
Razer Blade Stealth 13
Produk satu ini memang tidak masuk resmi ke Indonesia. Tapi dengan merebaknya eCommerce saat ini, tidak lagi sesulit dahulu untuk mendapatkan produk ini,- bahkan tanpa keluar rumah.Razer Blade Stealth 13, sesuai namanya, merupakan versi paling ringkas dari seluruh lini-up produk laptop Razer Blade.
Namun walaupun ringkas, spesifikasi yang digendongnya tergolong buas dengan opsi GPU hingga GTX 1650 Ti bro. Sejak awal, Razer memang menjadi setan yang menghembuskan bisikan menyesatkan kepada para pengguna Macbook, yang seringkali terbentur beberapa keterbatasan dalam environment Apple. Termasuk kelebihan pada spesifikasi yang di atas kertas, jauh lebih powerfull dibanding Macbook, di level harga yang sama.
Razer juga seringkali overkill dalam merumuskan paduan spesifikasi dan ukuran sasis. Ini membuat banyak pengguna Razer Blade, melakukan pembatasan manual untuk mengurangi kasus throttling.
Selain opsi GPU hingga GTX 1660Ti, Razer Blade Stealth 13 hadir dalam pilihan LCD 1080p dan 4K. Untuk kamu yang cenderung menggunakannya untuk gaming, sebaiknya pilih opsi 1080p dimana kemampuan GTX 1660Ti memang belum diperuntukan untuk 4K gaming. Berbeda jika kamu content creator, opsi 4K touch adalah pilihan tepat.
Sedangkan untuk konfigurasi RAM dan SSD, hanya ada satu (1) pilihan yakni RAM 16GB dual-channel (onboard) dan SSD 512GB PCIe. Razer Blade Stealth 13 dijual mulai dari US$ 1,799 untuk area US.
Razer bukan pemain dengan kapasitas besar, wajar jika seringkali mereka harus menawarkan produk dengan harga yang kurang kompetitif,- plus metode Pre-Order yang kurang disukai. Tapi sebagai benefit, sisi ekslusifitasnya sangat tinggi. Apalagi untuk pengguna di Indonesia yang cara mendapatkannya tak semudah pengguna US atau Eropa.
ROG Zephyrus G14
Artikel ini kembali mengangkat si pendatang baru yang sangat ditunggu, namun kali ini kaitannya sebagai solusi laptop ringkas yang powerfull. Tidak bisa dipungkiri, hal ini bisa terwujud terutama karena solusi SoC terbaru AMD untuk pasar notebook. Dan ASUS benar-benar memanfaatkan momen dengan sangat baik.
ROG Zephyrus G14 punya dimensi 32.4 x 22.2 x 17.9 cm yang sudah jauh lebih ringkas dibanding laptop gaming 14-inch 3 tahun lalu seperti Gigabyte Aero 14 W7 (33.5 x 25 x 19.9 mm). Bobot 1,6KG mungkin bukan yang paling revolusioner. Tapi tetap terhitung ringan jika mengingat laptop ini membawa performa sebuah Geforce RTX. Walaupun telah disesuaikan TGPnya ke 65 Watt.
Untuk beberapa hal teknis lain, saya tidak akan terlalu banyak membahas terkait laptop ini. Jika kamu ingin menelisik lebih jauh tentang Zephyrus G14 ini, kamu bisa baca artikel kita sebelumnya di sini.
Microsoft Surface Book 3 13.5″
Kandidat Laptop Ringkas Berperforma Cadas satu ini merupakan seri refresh dari edisi sebelumnya dengan pembaruan yang fokus pada komponen utama yakni CPU dan GPU. Sedangkan urusan kosmetik, bisa dibilang nyaris identik dengan Surface 2 terdahulu.
Kali ini generasi ke-tiga (3) sudah menggunakan CPU Intel seri Ice Lake terbaru, yang dipadukan dengan opsi GPU dari Nvidia hingga Geforce GTX 1650 Max-Q. Untuk SKU dengan dedicated GPU, dipatok diangka $1999.
Tentu, kita tidak bisa terlalu banyak berharap akan performa penuh dari kedua konfigurasi CPU dan GPU tersebut. Pastinya, Microsoft sudah mendisain ulang konfigurasi clock-speed agar bisa bekerja sesuai dengan kemampuan sistem pendingin dalam form-factor convertible 13″-nya.
Sebab menggunakan form-factor Convertible, tentu Surface 3 menawarkan mobilitas paling tinggi dibanding semua produk di top 5 kali ini. Pengguna bisa melakukan banyak hal, bahkan bermain game AAA terbaru. Hanya saja perlu diingat, durasi bermain game tidak bisa terlalu lama. Ya, cukuplah untuk mengisi waktu luang di sela-sela jadwal meeting.
Beberapa reviewer mengeluhkan beberapa kekurangan cukup fatal pada Surface Book 3, salah satunya adalah kualitas akurasi warna LCD. Hal ini tentu perlu perhatian khusus pihak Microsoft yang tentu mentargetkan content creator sebagai target pengguna produk ini.
MSI Prestige 14 A10RC
Laptop ringkas berperforma cadas satu ini memang masih up-coming statusnya. Dan terkait mengapa MX350 masuk kategori kelas gaming karena, chip grafis terbaru dari Nvidia ber-TDP 25 Watt ini berbasis arsitektur yang sama dengan GTX 1050 (Maxwell).
Memang, seperti keluarga Geforce MX sebelumnya, Geforce MX350 juga hanya mendapat spesifikasi memory bandwith 64-bit. Fakta ini membuat performa grafis chip ini tertinggal sekitar 20% dibanding GTX 1050 yang punya bandwith memory 128-bit.
Lagi-lagi, gap performanya masih masuk akal jika laptop ini memang menawarkan performa grafis cukup baik. Terutama sekali saat mempertimbangkan sisi mobilitas yang ditawarkannya. Sebagai informasi, dibanding Vega 7 yang ada pada Ryzen 7-4700U, Geforce MX350 punya performa lebih kencang sekitar 23%. Lumayan kan?
Belum ada informasi untuk ketersediaan unit ini di pasar global, apalagi Indonesia. Data yang Skyegrid Media dapatkan hanya artikel dari notebookcheck berikut, yang mungkin sekali merupakan unit demo dari pihak Nvidia. Karena di sana yang di-highlight dominan kearah performa GPU MX 350nya.
Conclusion
Makin kesini, pastinya kemampuan CPU dan GPU terus meningkat. Tak hanya lebih kencang, tapi lebih efisien dalam menghisap daya. Dengan lebih sedikit daya yang dihisap, pastinya lebih sedikit panas yang dibuang. Otomatis, semakin masuk akal untuk dimasukan dalam sasis yang ringkas.
Apakah laptop-laptop ringkas berperforma cadas di atas layak dipertimbangkan? Pasti, pake banget. Kedepannya, dengan modal laptop 14″, kita bisa lakukan apa yang dahulu hanya bisa dilakukan sebuah Desktop PC bertenaga 500 watt. Hebat bukan?
Terkait harga, saya rasa tidak akan terlalu terdongkrak signifikan dengan seri terdahulu kecuali, unit tersebut menawarkan fitur spesial seperti layar 2K atau 4K, koneksi ThunderBolt 3 dan fitur-fitur premium lain. Selama dia masuk kelas mainstream, bukan kelas flagship, kita masih bisa berharap harga jualnya nanti tidak terlalu mencekik leher.