Layanan game berlangganan telah cukup dominan dalam industri hiburan saat ini. Akan tetapi, layanan tersebut diprediksi masih akan terus berkembang di masa mendatang.
Yap, layanan game berlangganan akan mengalami perkembangan cukup pesat dari penghasilan sebesar Rp97 triliun di tahun 2020 dan Rp161 triliun di tahun 2025.
Menurut Juniper Research, peningkatan tersebut akan dibarengi dengan penurunan penghasilan keseluruhan industri gaming sebesar 3 persen.
Model berlangganan ini awalnya hanya digunakan untuk mengakses fitur tertentu seperti Xbox Live dan PlayStation Plus. Namun, penggunanan layanan bergaya Netflix ini mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Perbedaan Layanan Cloud Gaming Stadia, xCloud, GeForceNow, dan Luna
Contoh saja Microsoft, dimana mereka banyak berinvestaasi pada layanan Game Pass. Dengan layanan tersebut para pemain dapat mengakses ratusan game termasuk game-game yang baru dirilis.
Bahkan, Microsoft berencana untuk memasukkan game next-gen di layanan ini yang seharusnya memiliki harga Rp1 juta per gamenya.
Juniper Research juga menjelaskan bahwa platform seperti Game Pass, EA Play dan PlayStation Now akan menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Mereka juga mengatakan bahwa layanan tersebut akan diakses paling banyak melalui PC, bahkan hingga menghasilkan lebih dari Rp73 triliun pada 2025.
Di sisi lain, layanan game berlangganan di platform mobile kurang berhasil di tahun 2025. Juniper Research memprediksi kurang dari 1 persen gamer mobile yang menggunakan layanan tersebut di ponsel mereka.
Baca juga: Luna, Layanan Cloud Gaming Terbaru Besutan Amazon
Nasib Cloud Gaming
Bagian menarik dari prediksi ini adalah bahwa perkembangan layanan cloud gaming seperti Stadia dan Luna akan terhambat oleh koneksi internet yang lambat.
Dikatakan bahwa layanan cloud gaming hanya akan digunakan oleh kurang dari 1 persen gamer aktif di seluruh dunia dan hanya menyumbang 25 persen dari pendapatan di tahun 2025.
“Layanan cloud gaming adalah pasar yang sangat terpusat dimana diperkirakan bahwa lebih dari 60 persen pelanggannya akan berada di Amerika Serikat dan Tiongkok. Menargetkan jenis pemain tertentu di pasar ini memang akan membawa kesuksesan yang berkelanjutan, namun demikian hal ini juga menciptakan kurangnya perhatian pemain di luar segmen tersebut sehingga pasar akan terhambat untuk berkembang,” kata James Moar yang turut menulis penelitian tersebut.
Baca juga: Pendapatan Pasar Cloud Gaming Capai Rp8,68 Triliun di Akhir Tahun 2020
Di Indonesia, Cloud Gaming mulai mencuat. Walau terbilang masih merangkak, beberapa pemain seperti Skyegrid dan Gameqoo, semakin hari semakin keren layanannya.
Kabar terbaru, Skyegrid misalnya, yang belum lama ini meluncurkan paket harian bernama Skyegrid Nano seharga Rp10 ribu. Paket ini melengkapi dua paket sebelumnya, yakni Skyegrid Lite untuk mingguan dan Skyegrid Reguler untuk bulanan yang lebih hemat.
Dengan berlangganan Skyegrid, kamu dapat memainkan 80-an judul game langsung di smartphone Android kamu, atau laptop PC dan MacBook kamu, selama kamu mempunyai game-nya di Steam. Belum pernah coba sama sekali? Nih, untuk download, kamu bisa mengklik tautan ini.