Ada hal yang mungkin menarik bagi para pengguna komputer, yang selama ini hanya teredukasi oleh marketing gimmick lini produk gaming. Saat peluncuruna lini produk ASUS ProArt semalam, seringkali disebut tentang ISV Certification. Nah, kali ini kita akan ungkap lebih jauh agar minimal kita bisa mengenal ISV Certification pada produk Workstation.
“ProArt dirancang khusus untuk para profesional yang tidak berkompromi soal performa serta kompabilitas software,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia. “Seluruh jajaran produk ProArt telah mengantongi sertifikasi ISV yag artinya ProArt dapat menjalankan berbagai software kelas profesional tanpa hambatan. ProArt dirancang untuk dapat beradaptasi di berbagai ekosistem industri,” ujarnya menambahkan.
Pertanyaannya, apa sih ISV Certification itu? Kenapa hanya ada di produk-produk Workstation? Dan apa untungnya bagi pengguna yang membeli produk Workstation? Yuk, mari kita telusuri bersama, sekalipun kita belum diberi kesempatan untuk memiliki produk bersertifikasi ISV ini
ISV a.k.a Independent Software Vendors
juga dikenal sebagai Software publisher atau organisasi yang mengkhususkan diri dalam pembuatan perangkat lunak untuk pengguna umum. Meskipun software yang disediakan ISV dikonsumsi oleh pengguna (end-user), software tersebut tetap menjadi milik vendor.
Berbeda dengan developer software internal, yang mengembangkan software atas permintaan khusus sebuah organisasi untuk beradaptasi dengan software atau hardware pihak ketiga tertentu. ISV tidak boleh dikendalikan oleh produsen perangkat keras.
Fungsi utama ISV adalah mendistribusikan software. Produsen hardware yang juga mendistribusikan software (seperti IBM dan Unisys), tidak bisa disebut ISV,- juga organisasi seperti bank contohnya, yang sebenarnya dapat juga menjual produk perangkat lunak.
ISV biasanya menawarkan produk yang tidak ditawarkan oleh vendor utama (yaitu, IBM), sehingga memungkinkan klien dari vendor tersebut untuk melengkapi kebutuhan perangkat lunak mereka. ISV menciptakan persaingan harga dan juga meningkatkan laju inovasi teknologi di pasar mereka.
ISV telah menjadi salah satu grup utama dalam industri TI, yang umumnya menjadi solusi baru, atau juga triger di masa tertentu, agar teknologi perangkat pendukung bisa terus berkembang. Misalkan software-software 3D disain moderen yang bisa memanfaatkan multi-core CPU atau Ai.
Dukungan dari para ISV ini tentu sangat crucial bagi sebuah hardware workstation. Karena dukungan penuh para ISV, akan memberikan pengalaman penggunaan software dan hardware yang paling maksimal.
Setiap produk yang mengantongi sertifikasi ISV telah diuji sehingga mereka layak untuk menjalankan software kelas profesional tanpa hambatan. Perangkat yang mengantongi sertifikasi ISV juga wajib memiliki kriteria layaknya sebuah workstation, termasuk memiliki performa yang tinggi serta dapat diandalkan sepanjang waktu.
Baca juga : Review ASUS ProArt StudioBook Pro X W730 – Un-Charted
Kompetensi ISV
Untuk menjadi ISV, sebuah organisasi pembuat software harus memenuhi beberapa syarat, khususnya syarat dari organisasi dimana software mereka akan dijajakan. Misal, mereka membuat software untuk pengguna Microsoft. Otomatis, mereka harus mengikuti kompetensi yang ditetapkan Microsot.
Microsoft menawarkan kompetensi ISV Silver dan Gold yang mereka seting berdasarkan kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, untuk memperoleh kompetensi silver, pihak ISV harus bisa membuktikan bahwa aplikasi atau solusi mereka lulus salah satu dari tujuh tes aplikasi Microsoft. Tes tersebut termasuk tes Microsoft Windows 7 Platform Ready atau tes Logo Microsoft Windows 7.
Selain harus lulus salah satu tes, pihak ISV juga harus memberikan tiga referensi dari pelanggan yang telah menggunakan dan menguji aplikasi atau solusi tadi,- yang setidaknya sudah diselesaikan dalam setahun terakhir. Untuk level gold, persyaratannya hampir mirip. Hanya saja kuantitasnya lebih tinggi.
Partnership Programs
Vendor hardware seperti ASUS, umumnya menawarkan partnership program yang telah disesuaikan untuk masing-masing ISV. Dengan berpartner dengan vendor seperti ASUS misalnya, pihak ISV dapat lebih baik memberi tawaran yang sesuai dengan kebutuhan calon pengguna.
Misalkan, lini produk ASUS ProArt dengan kombinasi CPU Intel Xeon dan GPU Quadro, tentu sangat potensial di sisi kinerja yang memang dibutuhkan oleh software 3D editing misalnya. Memang, keduanya saling membutuhkan. Tapi dengan vendor seperti ASUS yang berani memproduksi lini produk yang sangat segmented, tentu meningkatkan volume penjualan produk-produk software dari para ISV.
Opsi partnership program yang dimiliki para pengembang software 3D mungkin masih terbatas saat ini, begitupun sebaliknya. Mengingat harga jual perangkat keras yang 100% kompatibel ke end-user,- terbilang tinggi. Tapi bukan tidak mungkin, para ISV yang skalanya lebih kecil akan terus bertambah. Tentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, dari sudut pandang calon pengguna.
Ambil contoh environment Linux dengan semua opsi software berbasis open-source-nya. Tentu ini menjadi ceruk tersendiri bagi vendor seperti ASUS, juga kita sebagai calon pengguna, yang belum memiliki kemampuan meng’halal’kan aplikasi 3D kesohor,
Bisa kita asumsikan, salah satu pertimbangan besar dunia open-source lambat perkembangannya tentu karena tidak adanya program partnership antara ISV skala kecil ini dengan vendor hardware seperti ASUS, atau mungkin belum,
Jiika kita gali infonya lebih lanjut, Red Hat,- salah satu icon di dunia Linux, juga menawarkan Partnership Programs seperti halnya Microsoft. Hanya saja, Red Hat terkenal untuk kalangan enterprise yang tidak bisa dibilang ‘bersahabat’ dengan pengguna umum.
Mirip seperti Microsoft, Red Had menawarkan partnership level advanced hingga premier. Red Hat partnersihip program di disain untuk membantu para ISV yang ingin menjajakan atau sekedar mensertifikasi software mereka diplatform Red Hat.
Untungnya ISV Certification bagi pengguna
Bagi pengguna, bisa dikonversikan sebagai ketenangan pikiran, mengetahui bahwa vendor seperti ASUS, bekerja sama dengan banyak vendor ISV, untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang sesuai dengan harapan. Karena setidaknya, software tersebut sudah benar-benar diuji fungsionalitasnya langsung diperangkat keras yang kita beli.
Memiliki produk berspesifikasi workstation seperti misalnya ASUS ProArt StudioBook One (W590), yang ekslusif menghadirkan Nvidia Quadro RTX6000, tentu menghadirkan kecemasan hakiki jika saat digunakan seringkali crash tanpa sebab.
Untuk bisa mengantongi sertifikasi ISV, produk workstation seperti ASUS ProArt StudioBook One (W590) ini dirancang dengan spesifikasi khusus lain untuk mendukung ekosistem persyaratan dari pihak ISV sepert,- layar khusus dengan akurasi warna dan color gamut tinggi. Koneksi super cepat untuk perpindahan data jenis RAW via USB Type-C Thunderbolt 3, dan yang terpenting adalah jaminan akan performa stabil untuk penggunaan ektra berat dalam durasi yang panjang.
Produk ISV Certification kini jauh lebih Portabel
Tidak bisa dipungkiri, sekitar 6 atau 7 tahun lalu image sebuah workstation adalah PC desktop full tower dengan kartu grafis sangat besar dan panjang. Kini, seorang 3D artis nampaknya harus berterima kasih pada para vendor dengan fabrikasi komponen aktif yang makin mungil, dan pihak ISV yang memungkinkan mereka selalu bekerja lewat cloud. Pada akhirnya, pekerjaan berat tak lagi harus dituntaskan di rumah atau kantor saja. Tapi bisa diselesaikan dimanapun mereka bisa menyalakan laptop.
Ambil contoh ASUS ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dan ProArt StudioBook 15 (H500) yang merupakan laptop untuk para profesional industri berukuran portabel. Tampil dengan layar 15 inci, keduanya mengusung desain bodi yang sangat ringkas namun tetap kokoh. Tentu saja sebagai laptop untuk para profesional, ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dan ProArt StudioBook 15 (H500) dilengkapi dengan fitur khusus untuk menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Utamanya, ISV certified.
Tidak hanya mengantongi ISV Certification sehingga kompatibel dengan berbagai software profesional, ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dan ProArt StudioBook 15 (H500) juga hadi dengan hardware berperforma tinggi. Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor Intel Core i7 dan GPU hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 Max-Q. Dengan konfigurasi hardware tersebut, keduanya tetap dapat diandalkan sebagai laptop untuk menjalankan tugas berat meski tampil dengan bodi yang sangat ringkas.