Siapa yang kagum sama sistem autopilot di mobil listris Tesla? Yap, ternyata ada sosok anak bangsa yang berada dipenggarapan sistem autopilot tersebut. Dia adalah Moorissa Tjokro. Ia adalah satunya-satunya perempuan WNI di tim Autopilot Software Engineer Tesla Inc.
Gadis berusia 26 tahun ini adalah satu dari enam perempuan yang menempati posisi Autopilot Software Engineer di perusahaan mobil listrik yang berbasis di San Fransisco, California, Amerika Serikat.
“Sebagai Autopilot Software Engineer, bagian-bagian yang kita lakukan, mencakup computer vision, seperti gimana sih mobil itu (melihat) dan mendeteksi lingkungan di sekitar kita,” kata Moorissa, dilansir VOA Indonesia.
Ia menjelaskan, contoh deteksi yang dimaksud seperti apakah ada benda di depan mobil, apakah ada tempat sampai di sebelah kanan, dan juga control and behavior planning dan maneuver in a certain way.
Moorissa memiliki tugas mengevaluasi perangkat lunak autopilot serta menguji kinerja mobil sekaligus mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya.
Baca juga: 5 Laptop Premium AMD untuk Bisnisman hingga Profesional
Fitur Full-Self-Driving pada mobil listrik Tesla adalah salah satu proyek terbesar Tesla yang ikut digarap oleh Moorissa. Full-Self-Driving adalah tingkat tertinggi dari sistem autopilot, yakni pengemudi tidak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas.
“Karena kita pengin mobilnya benar-benar kerja sendiri. Apalagi kalau di tikungan-tikungan. Bukan cuma di jalan tol, tapi juga di jalan-jalan yang biasa,” ucapnya.
Moorissa dan timnya harus bekerja ektra keras untuk menciptakan autopilot di mobil Tesla. Ia pun rutin melaporkan pekerjaannya kepada sang CEO, Elon Musk.
Baca juga: KFC Rilis KFConsole, Mau Saingi PS5 dan Xbox Series X?
Pendidikan Moorissa Tjokro
Moorissa mendapatkan beasiswa Wilson and Shannon Technology untuk kuliah di Seattle Central College, AS, pada tahun 2011 lalu.
Kemudian, di Tahun 2012, Moorissa yang telah memegang gelar Associate Degree atau D3 di bidang sains, melanjutkan kuliah S1 jurusan Teknik Industri dan Statistik di Georgia Institute of Technology di Atlanta.
Dia pernah meraih antara lain President’s Undergraduate Research Award dan nominasi Helen Grenga untuk insinyur perempuan terbaik di Georgia Tech. Bahkan, Moorissa menjadi salah satu lulusan termuda di kampus, dalam usia 19 tahun, dengan predikat Summa Cum Laude.
Setelah lulus S1 dan bekerja selama dua tahun di perusahaan pemasaran dan periklanan, MarkeTeam, di Atlanta, pada 2016 Moorissa melanjutkan studi S2 Jurusan Data Science di Columbia University, New York.
Ia pun meraih juara 1 Columbia Annual Data Science Hackathon dan juara 1 Columbia Impact Hackathon.