
Android ‘Nyaman’ Untuk Pemula
Setelah sukses dengan seri Zenfone 4 dan Zenfone Go, Asus merefresh line-up budget smartphone mereka dengan seri Zenfone Live L1 ZA550KL. Dibanding smartphone sekelas dari merek lain, smartphone satu ini sudah menawarkan rasio layar 18:9. Hmm.. menarik!
Spesifikasi Asus Zenfone Live L1
Komponen terpenting pendukung performa pada ZA550KL ini bukanlah seri terbaru. Seperti kita tahu, Qualcomm Snapdragon 425 rilis awal tahun 2016. System-on-Chip atau kerap disingkat SoC pada Zenfone Live L1 ini masuk kategori low-power. Walaupun, sudah hadir seri terbaru yang secara fabrikasi lebih kecil.
Hadir dengan prosesor 4 inti yang berjalan pada kecepatan 1.4 GHz, dipadukan dengan RAM DDR3L 2GB, saya pribadi cukup terkejut saat mengetahui Zenfone Live L1 ZA550KL sudah membekal Android 8 atau Oreo. Sebagai info, sisa storage yang bisa digunakan dari total 16GB adalah, 8,6GB.
Zenfone Live L1 ZA550KL ini dibekali baterai berukuran 3000 mAh. Secara rata-rata, angka ini cukup besar. Apalagi mengingat dimensi ketebalan smartphone ini yang hanya 8.2mm. ZA550KL akan tersedia dalam pilihan warna Space Blue, Rose Pink, Shimmer Gold, Midnight Black.
- Layar & Audio
Sebagai smartphone yang mentargetkan pengguna pemula dan menengah, fokus terbesar Zenfone Live L1 saya lihat lebih kepada memberikan kemudahan bagi penggunanya. Karena itu, Asus memutuskan menawarkan layar IPS beresolusi layar HD+ (720 x 1440), namun dengan brightness yang cukup tinggi mencapai 400nits.
Untuk audio, agaknya kamu harus terima dengan sebuah speaker, audio codec bawaan chip snapdragon 425 dan audio enhancement standar Asus. Kekuatan output dari speakernya-pun terbilang biasa saja. Percobaan yang saya lakukan, tidak cukup membantu untuk menikmati lagu menggunakan speakerphone di luar ruangan. Sisi plusnya, sekalipun didominasi frekuensi tinggi, suara yang keluar tidak terdengar pecah sekalipun pada volume tertinggi.
Walau microphone bawaan memiliki fitur active noise-canceling, saya sarankan anda menggunakan headset dengan fitur noise-canceling yang lebih baik jika ingin tetap nyaman melakukan panggilan telfon di keramaian.
Baca juga : Review Asus Vivobook A405U i5-7200U – Hadir Lebih Ringkas dan Elegan
- Konektifitas
Konektifitas yang ditawarkan Zenfone Live L1 ZA550KL tergolong biasa saja. Menurut laman resmi produk ini, terdapat beberapa pengelompokan untuk dukungan jaringan selular. Nah, untuk versi yang beredar di Indonesia, saya pastikan aman digunakan untuk LTE band 40 yang dipakai oleh Bolt maupun Smartfren. Untuk operator yang menggunakan teknologi FDD seperti Telkomsel, Indosat, XL dan tri, saya pastikan akan lancar jaya.
Kami cukup surpraise, saat mencoba menggunakan Smartfren. Tanpa seting apapun, fitur VolTE langsung aktif dan bisa langsung digunakan. Hal lain yang sangat berguna untuk pengguna Indonesia adalah, Live L1 ini menawarkan triple-slot SIM tray yang memungkinkan pengguna menggunakan dua operator tanpa mengorbankan slot micro SD.
Untuk WiFi, adapter yang ada masih standar b/g/n 2400 MHz dan belum mendukung wireless a/c. Sedangkan bluetooth, adapternya sudah menawarkan versi 4. Sebagai hiburan, kamu masih akan menemukan FM Radio pada smartphone ini. Sekalipun untuk mengaksesnya, berpindah ke quick-toggle bukan lagi di app-drawer.
- Sensor
Jika kamu perhatikan, Zenfone Live L1 menawarkan face login yang jarang ditemui di smartphone kelas budget. Walau secara teknis, unit ini menggunakan kamera depan untuk mengindetifikasi wajah pengguna. Jadi tidak menggunakan sensor khusus apalagi dukungan Ai pada fitur ini. Sebab itu, saat proses face login, sangat dibutuhkan cahaya yang cukup agar sensor kamera bisa mengenali wajah pengguna.
Untuk daftar sensor yang disediakan Asus pada Live L1, saya pribadi cukup dibuat terkesan. Di sini kita bisa temukan Accelerator, E-Compass, Gyroscope, Proximity sensor, dan Ambient light sensor. Terutama sekali sensor Gyroscope, yang masih sangat langka di temukan di smartphone 1 jutaan.
Handling
Dengan rasio layar 18:9, perbandingan luas layar ZA550KL ini dibanding dimensi keseluruhan atau screen-to-body ratio mencapai 82,3%. Ini membuat ZA550KL ini lebih panjang hingga sangat nyaman dioperasikan dengan satu tangan. Tambah lagi anatomi tombol yang semuanya diletakan di sebelah kanan. Untuk lubang headset, tetap berada disebelah atas.
- Design
Selain bagian muka dan layar yang juga punya konsep floating seperti pada Zenfone Max Pro M1, terjadi perubahan desain yang masif pada ZA550KL dibanding pendahulu-pendahulunya. Mulai dari desain tepian frame hingga garis antena yang kini dihilangkan.
Material
Untuk sebuah smartphone 1 jutaan, material plastik pada Zenfone Live L1 tidak bisa dianggap remeh. Selain terasa lebih padat, tekstur yang terasa dipermukaan menjadikan bagian backcase smartphone ini sepintas mirip sekali dengan material logam.
Tombol power dan volume yang bisa ditemukan di sisi kanan Zenfone Live L1 saya rasakan belum se-solid Max Pro M1. Menurut saya, cukup wajar sebab ia bertumpu pada material plastik. Tidak seperti M1 yang bertumpu pada material logam.
Paket penjualan Zenfone Live L1 ZA550KL
Dalam kardus kemasan yang di desain cerah berwarna ini, kamu akan dapatkan kepala charger berdaya 1 Ampere, kabel data dengan antar muka micro-USB, jelly-case transparan, SIM ejector, lembar panduan singkat dan buku garansi. Tentu saja, selain unit Zenfone Live L1 ZA550KL nya sendiri.
Pengalaman penggunaan
Terus terang, saat saya mencoba menjadikannya sebagai daily driver, smartphone ini belum masuk kategori smooth. Hal ini jelas disebabkan oleh kapasitas RAM yang hanya 2GB. Karena saat saya bandingkan dengan Zenfone 4 Max ZC520KL yang notabene sama-sama menggunakan Snapdragon 425, terasa sekali Zenfone Live L1 ini kepayahan.
Saya mencoba meringankan beban dengan menginstal launcher pihak ketiga yang lebih ringan dan mematikan semua efek transisi. Hasilnya, experience yang saya rasakan belum juga bisa saya anggap nyaman. Tapi jika digunakan untuk bermain game yang memang fokus single tasking, produk satu ini masih bisa kok mengantar anda chiken dinner di PUBG.
- Face Unlock & Security
Asus mencoba memberikan fitur Face Unlock yang kita tahu, tergolong fitur untuk smartphone kelas. Usaha yang patut diapresiasi sekalipun pada kenyataannya, tidak selalu berhasil dimanfaatkan. Sebagai informasi, fitur ini berjalan semata-mata menggunakan kemampuan kamera depan. Jadi saat kamera depan kurang mendapat asupan cahaya, dipastikan fitur ini akan gagal mengenali wajah pengguna.
Asus Zenfone Live L1 ZA550KL ini belum memberikan sensor sifdik jari. Jadi sebagai alternatif face unlock, mau tidak mau pengguna hanya punya opsi pattern atau pass code. Untuk responsifitas kedua mode keamanan tersebut, saya rasakan cukup responsif. personal tida butuh tambahan RAM untuk kewalahan menemari aktifitas multitasking performa yang saya rasakan belum memenuhi spesifikasi yang ditawarkan
Kamera
Saya perhatikan, optimasi di sisi kamera pada Zenfone Live L1 ZA550KL ini sangat minim. Yang membuat saya kecewa, fitur PRO yang dikampanyekan Asus pada laman resmi produk ini, tidak saya temukan. Tapi jika anda ingin lebih maksimal, bisa mencoba beberapa aplikasi kamera pihak ketiga yang banyak tersedia di Google Play Store.
Secara keseluruhan, anda hanya akan temukan susunan fitur kamera yang sangat sederhana. Live L1 nampaknya didesain untuk pengguna yang tidak mau repot dengan berbagai pengaturan, serta ingin kameranya siap pakai untuk melakukan prosesi live broadcasting.
Untuk hasil tangkapan kamera sendiri menurut saya, warnanya terlihat cukup natural. Yang menjadi catatan saya mungkin hanya poin kontras dimana lensa bawaan agak kesulitan memberi batasan area gelap dan terang. Untuk versi resolusi tinggi, bisa kamu lihat di tautan-tautan berikut. 1
Baterai
Walaupun menurut saya Zen-UI bukanlah launcher yang masuk kategori berat, tetap saja beberapa efek transisi dan utility yang aktif di background, membuat ZA550KL ini kurang maksimal dalam hal efisiensi penggunaan daya.
Lewat tes Always-On screen yang menggunakan resource hardware rata-rata 50%, didapatkan data baterai berkurang 27% dalam waktu pemakaian 2 jam. Jika di konversi ke kapasitas 100%, didapatkan durasi screen-on-time sekitar 7 jam. Itu sebabnya Geekbench memberi nilai Medium dan memposisikan produk ini antara Samsung Galaxy S6 dengan iPhone 7.
Unique
Desain yang cukup kekinian, screen-to-body ratio tinggi berkat rasio layar 18:9, juga OS versi 8 Oreo plus perbaikan-perbaikan via OTA yang akan selalu didapatkan pengguna, membuat nilai handling dari saya untuk produk ini mendudukin posisi teratas dibanding poin lain.
Di sisi lain, spesifikasi hardware yang tergolong cukup lawas, ditambah RAM yang hanya 2GB, membuat performa smartphone ini kurang cocok untuk multitasking. Untuk fitur kamera yang sangat sederhana, menurut saya malah lebih cocok untuk pengguna yang baru beradaptasi dengan Android.