
Selama beberapa bulan terakhir menjalani masa karantina mandiri COVID-19, kegiatan kreatif apa sih kita lakukan? Apapun itu, pastinya hanya sedikit dari kita yang se-kreatif seperti sutradara Rob Savage (Strings). Savage justru memanfaatkan masa karantina pandemik Corona dengan membuat film Host ini.
Dan kerennya, tidak hanya ia menampilkan film-nya dalam sikon pandemik sekarang ini, namun juga dengan segala sesuatunya yang serba minimalis. 100% pembuatan film-nya dilakukan melalui aplikasi temu chatting, Zoom. Keren bahkan revolusioner memang. Tapi apakah hasil akhirnya juga demikian?
Baca juga: Review Film Guru-Guru Gokil
Alur Cerita
Film Host adalah film ber-genre cyber horror seperti Unfriended (2014). Pastinya kamu udah nonton juga kan film fenomenal itu? Anyway, film ini mengisahkan Haley (Haley Bishop) beserta kelima temannya yang berinisiatif mengadakan zoom meeting.
Disimpulkan di filmnya, bahwa aktivitas ini sudah beberapa kali dilakukan sebelumnya. Dan kini, adalah giliran Haley sebagai penyelenggara pertemuannya. Umumnya aktivitas mereka tidak jauh-jauh dari mengobrol atau mengadakan kuis.
Namun mungkin karena ingin meng-“greget” kan susasana, di sesi pertemuan kali ini. Haley berinisiatif untuk mengajak sahabat-sahabatnya untuk ber-horor ria dengan sesi memanggil arwah (spirit). Untuk bisa melakukannya, Haley pun meminta bantuan ke paranormal / medium, Seylan (Seylan Baxter).
Tanpa perlu menjadi expert film horor, kitapun tentunya sudah bisa menerka bahwa sesi ini, akan berakhir dengan sangat horor nan tragis.
Dari sisi plot, memang terasa sangat generik (biasa). Bahkan kalau sudah nonton Unfriended atau film-film sejenis, pasti sudah bakalan bisa juga menerka apa-apa saja yang akan terjadi.
Tapi ke-generikan tersebut untuk kasus film Host ini menjadi luar biasa. Hal ini dikarenakan Savage mampu memaksimalkan keterbatasan yang ada. Ingat sekali lagi! Semua film ini dbuat, diarahkan, pokoknya semuanya, secara virtual. Intinya, cuma moda kemumpunian pengarahan Savage, akting keren seluruh aktor-nya, dan kejenisuan proses pasca produksinya.
Jujur, penulis fans film horor. Dan sudah biasa banget menyaksikan film cyber horror seperti ini. Unfriended penulis anggap keren namun seram-nya ya biasa saja. Nah, Host bisa dibilang sukses banget mengalahkan Unfriended dalam seluruh level. Pokoknya jauh lebih tegang dan lebih seram kisah, tampilan, dan feel-nya.
Karakter
Sebenarnya Savage sudah terlihat semaksimal mungkin dalam memaksimalkan seluruh karakter-nya (terutama ke-6 karakter wanita utamanya).
Namun sayang, yang paling banyak mendapatkan porsinya hanyalah Hayley dan Jemma. Selain itu yang agak disayangkan disini, treatment dari backstory masing-masing karakter-nya juga sangat lemah. Tapi di saat yang sama masih bisa dimaafkan.
Karena memang Savage terlihat ingin lebh fokus ke premis / plot utamanya. Namun akan terasa jauh lebih menarik jika kisah atau motif latar karakter-nya di-eksplor lebih jauh lagi.
Pemeran
Di paragragraf sebelumnya dikatakan akting aktor-aktornya jenius. Jenius disini bukan berarti se-kelas Oscar juga. Tapi lebih kehebatan mereka dalam menampilkan karakter-nya secara natural. Ya seperti konsep filmnya juga.
Sehingga dengan ke-naturalan nya, dan sekali lagi fokus konsep kisahnya, alhasil aspek penulisan karakter yang lemah pun menjadi terlupakan.
Dan seperti yang disinggung di poin sebelumnya, adalah Jema & Hayley yang lebih d-idalami karakter-nya (walaupun sekali lagi, tetap terasa kurang dalam). Jadi, gak heran jika mereka berdua inilah yang paling menonjol aktingnya. Terlebih pemeran Jemma, Jemma Moore.
Baca juga: Review Project Power
Dirinya sukses menampilkan transformasi dari karakter yang annoying menjadi super simpatetik menjelang akhir filmnya. Dan yap, gak semua aktor bisa melakukan tersebut. Oh ya sebagai pengingat, memang nama karakter yang diperankan oleh aktor-aktornya, hanya mengambil nama depan aktor-nya saja.
Tapi bukan berarti disini berarti Rob malas. Namun hal ini dilakukan agar kesan alamiah filmnya, jauh lebih terasa. Dan sekali lagi, keputusan ini adalah keputusan yang sangat tepat.
Sinematografi
Dikarenakan Host adalah film “horor webcam“, alhasil seperti Unfriended, banyak banget penerapan gabungan multi cam dan single cam. Dan ketika berlaih ke single cam, kejutan kaget-kaget nya sangat mengejutkan.
Dan yang terpenting sebagian besar kejutannya bukan tipe false jump scare. Jump Scare yang salah atau menyebalkan, adalah ketika kita kaget karena sumber kaget yang tidak seharusnya. Contoh: Suara pintu yang digedor, atau salah satu karakter sedang nge-prank hantu-hantu an karakter lainnya.
Pokoknya rata-rata kejutan, memang dikarenakan tampilan atau feel yang memang dari awal, sudah membuat bulu kuduk merinding. Penulis saja kaget-kagetan ngeri terus ketika menyaksikannya.
Unique
Host memanglah film horor siber yang sudah lumayan sering di-ulang-ulang plot dan twist-nya. Jadi memang, jangan harap kita bakalan mendapatkan sesuatu yang baru dan segar.
Tapi tetap saja penulis sangat me-rekomendasikan film ini. Karena selain latar-nya disesuaikan dengan keadaan dunia saat ini, juga faktanya, Host
memanglah film yang pas untuk menemani kita di masa karantina COVID-19 sekarang ini.
Film ini diproduksi dan dirilis oleh Shudder. Shudder adalah layanan VOD streaming yang juga dinaungi oleh AMC Networks. Pustaka (library) film-filmnya memang khusus yang ber-genre horor dan thriller. Pokoknya lupakan dulu deh dengan film horor kualitas Oscar atau berkelas dunia.
Karena film Host memang dirancang khusus untuk memberikan hiburan fun saja ke audiens-nya. Dan mereka, sukses banget dalam melakukan hal tersebut. Pokoknya bakalan kaget-kaget asyik deh!