
Mohon maaf sebelumnya jika artikel review film Sonic The Hedgehog (2020) ini sedikit terlambat. Hal ini karena ada sedikit kesalah fahaman tentang kesepakatan rilis untuk film yang jadwalnya baru mengudara 26 Februari mendatang.
Banyak sekali ekspektasi para penggemar karakter video game rilisan Sega yang pertama kali muncul pada tahun 1991 ini. Kamu bisa ikuti sejarah pembuatan film ini lebih dahulu dengan mencari #sonic di Skyegrid Media, baru lanjut membaca review film Sonic The Hedgehog (2020 ini.
Kini Sonic The Hedgehog diadaptasi ke layar lebar hasil kerja sama dengan Paramount Pictures. Di Indonesia dijadwalkan akan tayang tanggal 26 Februari 2020, sedangkan di Amerika Serikat (AS) telah rilis pada 16 Februari 2020 lalu.
Alur Cerita
“Ini adalah kekuatanku, dan akan kugunakan untuk melindungi teman-temanku”
Alur cerita film yang disutradarai oleh Jeff Fowler ini terlihat ingin mengupas banyak hal dalam satu tarikan flashback. Itu kenapa Jeff memutuskan untuk menggunakan konsep mundur maju dalam menuturkan hal ikhwal sang tokoh utama juga karakter lainnya.
Dimulai ketika Sonic sedang dikejar oleh seorang pria dengan ciri khas kumis klimisnya. Siapakah dia? Di sini kemudian Sonic menceritakan asal-usulnya, dan alasan kenapa ia dikejar.
Sonic (pengisi suara Ben Schwartz), si karakter landak berwarna biru yang memiliki kekuatan berlari dan berpindah tempat sangat cepat. Ia selalu berpindah-pindah tempat untuk bersembunyi dari para penjahat yang mengincarnya dengan bantuan cincin emas ajaib.
Sonic kemudian melanjutkan persembunyian di bumi dengan membuat mancave yang nyaman di kota kecil Green Hills, Montana. Di dalam persembunyian, ia kerap merasa kesepian dan suatu ketika ia lampiaskan dengan mengeluarkan kekuatannya tanpa kendali. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik serentak di seluruh kota.
Baca juga: Review Film Judy – Kisah Kelam Dibalik Indahnya Pelangi
Akibat ulahnya itu, membuat pemerintah setempat mencari tahu penyebabnya, dan menunjuk Dr. Ivo Robotnik (Jim Carrey) sebagai pemimpin proyek investigasi. Alih-alih aman, Sonic malah memiliki musuh baru di dunia manusia yang sangat terobsesi agar dapat menguasai dunia.
Saat dikejar oleh Dr. Ivo Robotnik dengan segala peralatan teknologi sangat canggih, Sonic secara tak sengaja bertemu Tom Wachowski (James Marsden), seorang perwira polisi yang akhirnya menjadi sahabat barunya. Percaya pada ketulusan Sonic, Tom memutuskan untuk membantu Sonic dari kejaran Dr Robotnic.
Untuk membuat penyatuan dunia manusia dan dunia video game lebih masuk akal, cincin emas dijadikan properti utama yang dalam film ini diceritakan punya kekuatan super. Kekuatan yang mampu membuat objek ber-teleportasi,- termasuk manusia.
Karakter
Penokohan karakter dalam versi 2020 ini terbilang sempit. Mungkin sekali memang disengaja, untuk menghadirkan versi lanjutan yang jika kita lihat dari keseluruhan film, sangat berpeluang dihadirkan.
Dr Robotnic langsung dihadirkan namun dengan bentuk yang jauh lebih manusiawi dibanding jika kita lihat versi animasinya edisi tahun 1993. Kumis membentang ciri-khas musuh bebeyutan Sonic kali ini divisualisasi tak kalah kocak,- tepatnya melengkung seperti kumis pejabat Indonesia tempo dulu.
Kita tahu, ada beberapa karakter teman Sonic yang sebenarnya sangat ditunggu ikut hadir dalam film ini. Tapi untuk saat ini, nampaknya harus disimpan terlebih dahulu. Dan alur cerita sekarang, diplot untuk mengangkat sepenggal perjalanan kisah Sonic yang fokus pada kekuatan si landak biru.
Pemeran
Jim Carey punya ciri khas akting meledak-ledak yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari karakter apapun yang Ia perankan. Termasuk sebagai Dr Ivo Robotnik di film The Hedgehog (2020) ini. Gesture riangnya terbukti masih mampu menyihir penonton sekalipun secara penampilan, Ia cenderung dibuat mirip Hitler. Kocak abis pokoknya.
Hal lain yang juga patut diapresiasi adalah, karakter suara Ben Schwartz berhasil menghadirkan karakter Sonic yang merunut pada timeline cerita, masih kekanak-kanakan. Ekspresi Sonic yang dipantulkan Ben lewat bantuan teknologi CGI juga berhasil membuat karakter Sonic jauh lebih hidup dibanding versi animasinya.
Selain Jim dan Ben, film ini tidak banyak menghadirkan nama-nama populer lain khususnya yang sedang melejit akhir-akhir ini,- kecuali salah satu pemeran Cyclops di salah satu film MCU, yakni James Marsden.
Sinematografi
Film yang mengangkat tokoh animasi selalu punya kesulitan khusus saat harus menyandingkan tokoh animasi dengan karakter manusia. Dan saya lihat, dibeberapa adegan film ini, nampak terlihat proses tambal sulam proses integrasi CGI dengan cut-scene pemeran manusia yang kurang mulus. Tapi kecepatan Sonic lagi-lagi berhasil mengalihkan fokus penonton.
Penggunaan properti teknologi milik Dr Robotnic menurut saya juga seperti dipaksakan terlalu moderen. Mungkin untuk menyeimbangkan kekuatan Sonic yang masih terlalu super untuk dunia manusia di era film ini dibuat.
Kita yang sudah mengenal sosok Sonic sebagai tokoh animasi mungkin mengenal beberapa theme song khas si landak biru ini. Tapi agak disayangkan, scoring dalam film ini tak menghadirkan theme song andalannya. Mungkin maksudnya baik, agar adegan yang tampil bisa makin megah. Tapi tetap saja, saya merasa ada yang hilang.
Unique
Secara garis besar, alur cerita yang disuguhkan cukup detail dan dapat dinikmati oleh segala usia. Unsur komedi yang diberikan juga tidak terasa dipaksakan dan mampu membuat penonton tertawa.
Jujur, dengan ekspektasi yang saya bawa kedalam bioskop. saya pribadi merasa ada beberapa hal yang hilang, terutama sekali minimnya karakter yang hadir dan scoring film yang kurang menjiwai pahlawan biru kita ini.
Tapi jika dilihat dari point-of-view yang lebih luas, banyak juga hal yang saya sangat setuju dengan visualisasi dan alur cerita film ini. Terutama jika masuk ke ranah logis yang pastinya sangat sulit mengintegrasikan sebuah dongeng dengan kehidupan nyata.
Overall, film Sonic the Hedgehog versi 2020 ini bisa dijadikan destinasi jalan-jalan week-end ini bersama keluarga. Walau minim pesan moral untuk anak-anak, tapi leluconnya segar dan dijamin menghibur.
Ada yang mau menambahkan kesimpulan review film Sonic the Hedgehog versi Skyegrid Media ini? Jangan sungkan komentar di bawah ya! 😉
.