
Max Pictures kembali menghadirkan sebuah film horor yang diangkat dari novel best seller berjudul sama, Surat Dari Kematian. Dan setelah Gala Premiere semalam, berikut saya tuangkan pendapat saya lewat Review Film Surat Dari Kematian arahan Hestu Saputra dan produser Ody Mulya ini.
Alur Cerita
Film menceritakan kisah Kinan (Carissa Perusset) yang dalam versi layar lebarnya ini, Ia diceritakan sebagai seorang jurnalis, yang sedang mendalami fakta-fakta terkait lokasi-lokasi angker di sekitaran UGM.
Kinan bersahabat dengan Zein (Endy Arfian), yang dikisahkan memiliki Indra keenam dan kemampuan melihat mahluk astral. Walaupun Kinan tidak begitu percaya tentang hal-hal ghaib termasuk kemampuan Zein, tapi Kinan acap kali meminta bantuan Zein untuk pekerjaan yang sedang dijalaninya.
Gagal membuktikan adanya hantu Mbak Rohanna di jembatan perawan, membuat Zein mengusulkan berbagai pilihan tempat angker lain pada Kinan. Zein meyakini, disekitar UGM bertebaran banyak lokasi angker yang bisa menjadi objek penyelidikan Kinan.
Baca juga: Review Film Si Manis Jembatan Ancol (2019)
Adalah Pasha (Omara N. Esteghlal), seorang mahasiwa yang ternyata satu kampus dengan mereka, melakukan aksi memalukan di tengah kota Yogyakarta dengan mengaku mendapat surat dari kematian. Surat tersebut mengancam, apabila Pasha tidak melakukan apa yang diperintahkan padanya seperti yang ada di dalam surat, maka kematian akan menjemputnya dalam waktu kurang dari sebulan.
Kabar tersebut tentu sangat menghebohkan. Dan dari surat tersebut, Zein dan Kinan tergerak untuk menyelidiki Gama Plaza, bangunan tua yang dulunya pernah dijadikan tempat bunuh diri seorang mahasiswa kampus bernama Darius. Namun saat mereka baru memulai penyelidikan, surat berikutnya pun datang lagi ke salah satu mahasiswa kampus, dan kali ini memakan korban.
Kinan merasa yakin kalau ini semua suatu pembunuhan yang telah direncanakan. Sementara itu, Zein merasa yakin semua yang terjadi berkaitan terhadap makhluk halus yaitu arwah dari Darius. Hmm.. jadi siapa yang benar? Kinan apa Zein?
Karakter
Kinan dan Zein sebagai karakter utama film ini memiliki arah nalar yang jauh berbeda. Zein yang memiliki indra keenam, selalu mengaitkan berbagai hal dalam film ini keranah mistis. Sedangkan Kinan punya fikiran yang lebih realistis dan selalu mengedepankan logika dalam menyikapi hal-hal yang mereka alami.
Sedangkan karakter lain yang juga mendapat cukup banyak ruang dalam film ini adalah sosok misterius yang menjadi terget Kinan dan Zein. Namun sang director nampaknya ingin memperlebar plot dengan menghadirkan banyak scene yang mengarah ke nuasa horor, hingga memaksa penonton menebak-nebak.
Baca juga: Star Wars: The Rise of Skywalker
Pemeran
Selain Carissa Perusset dan Endy Arfian, film ini juga diperankan oleh Jerome Kurnia yang berperan ganda dalam film ini. Ada juga nama-nama yang tergolong pendatang baru seperti, Dania Shalsabilla dan Eric Febrian. Walau keduanya belum banyak dikenal luas, aktingnya dalam film ini saya lihat cukup menjiwai.
Ada juga Justin Adiwinata yang mungkin sering kita lihat wara-wiri di beberapa film FTV, salah satunya Biar Tak Seumur Cintaku Pantang Mundur. Di luar nama-nama tadi, saya perhatikan pemeran lain tampil hanya selintas saja.
Sinematografi
Latar tempat film ini kebanyakan diambil disekitaran kampus UGM Yogyakarta,- termasuk Gama Plaza. Sedangkan untuk beberapa scene, terlihat sekali diambil distudio buatan. Tampak sekali visual film ini menggunakan filter agar terlihat konsisten menghadirkan momen menegangkan.
Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan penggunaan efek filter yang agak berlebihan di film ini. Tapi bagi penonton yang sensitif, mungkin akan terasa kehilangan sisi natural gambar. Audio sepanjang film ini-pun menurut saya banyak yang perlu ditingkatkan. Terdengar seringkali tidak konsisten saat peralihan scene, terutama di momen momen jumpscare.

Hantu bajunya bersih amat? 😀
Hal yang menurut saya agak janggal juga datang dari wardrobe beberapa sosok makhluk halus. Nampak sekali hanya fokus pada make-up, tanpa memperhatikan kostum.
Unique
Film ini memang terlihat sekali tidak disokong oleh budget yang besar. Tapi overall, menurut saya orang-orang dibelakang layar berhasil membuat budget yang digelontorkan menghasilkan output maksimal. Jika kalian bertanya tentang tokoh-tokoh ghaib yang banyak muncul di trailer, sebaiknya langsung cari jawabannya di film langsung ya. kalau diceritain di artikel review film Surat Dari Kematian ini, gak serem lagi entar.
Sebagai info, film Surat Dari Kematian akan tayang serentak diseluruh bioskop di Indonesia pada tanggal 9 Januari 2020 mendatang.