
Digadang-gadang akan sukses di 93rd Academy Awards aka Oscar 2021. Apakah Mank memang bisa sesukses seperti yang diprediksikan tersebut? Mari kita prediksi sendiri melalui ulasan review Mank berikut ini.
Baca juga: Review Run
Alur Cerita
Mank mengisahkan sosok penulis naskah film yang kerap dianggap sebagai film terbaik sepanjang masa, Citizen Kane (1941), Herman J. Mankiewicz (Gary Oldman). Karena nama belakanganya yang unik tersebut, maka seluruh rekannya memanggilnya dengan Mank.
Mank di awal 40an memang sudah memiliki nama yang bergaung di Hollywood. Ia dikenal melalui kejeniusannya dalam menuliskan tinta naskah bagi beberapa film hit kala itu.
Namun uniknya (dan sudah disepakati dalam kontrak), namanya tidak akan dicantumkan di kredit film yang ia bantu tulis nasakahnya tersebut.
Baca juga: Ini Smartphone yang Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp Mulai 1 Januari 2021
Keunikannya inilah yang alhasil membuat aktor Hollywood top Orson Welles (Tom Burke), tergerak untuk menunjukknya sebagai penulis naskah ulang karya film paling ambisiusnya, Citizen Kane.
Mank menerima kerjasama tersebut. Tapi masalahnya kini, ia sedang terbaring tak berdaya karena patah kaki yang dideritanya akibat kecelakaan mobil. Plus, Mank ada seorang alkoholik berat.
Namun Welles tidak peduli dengan semua itu. Ia bahkan memberikan deadline ke Mank. Dalam kedua kondisinya yang memprihatinkan tersebut, apakah Mank bisa memenuhi deadline yang diberikan oleh Welles tersebut dengan sebaik-baiknya?
Sekilas kalau kita perhatikan seksama. Plot Mank terasa mudah dicerna dan juga sangat enak untuk diikuti. Tapi ketika akhirnya menyaksikan, ironisnya semua menjadi 50-50.
Maksudnya disini, beberapa bakalan suka. Sedangkan beberapa bakalan tidak sama sekali. Karena filmnya banyak adegan drama-nya atau kalau kata audiens Indonesia, “banyak ngomong nya”. Dan ya bagi beberapa mungkin agak kesulitan mencerna.
Karena walau kita gak perlu nonton Citizen Kane dulu sebelum nonton Mank, tetap saja kita harus menyaksikan film klasik tersebut dahulu. Sehingga, kita bisa jauh lebih enak dan memahami banget seluruh konten yang disajikan Mank.
Tapi secara pribadi, untungnya saya sudah menyaksikan Citizen Kane dan pada dasarnya, suka dengan film-film drama berat seperti ini. Jadi saya bisa dan enak saja mengikutinya.
Namun tetap saja kalau mau saya jujur banget disini. Terlepas enak, sebenarnya naskah yang ditulis oleh (alm) ayah kandung sutradara filmnya, David Fincher (The Social Network), Jack Fincher ini, bisa lebih di-simpelkan dan di-menarikkan lagi.
Tapi ya entahlah. Mungkin karena ingin banget bisa berkompetisi di ajang Oscar tahun ini, alhasil eksekusi naskahnya dilakukan secara mentah dan berat. Sehingga sekali lagi, bagi beberapa, pasti akan merasa boring ketika menyaksikan filmnya.
Pemeran
Untungnya ke-kompleksan eksekusi naskahnya bisa diselamatkan oleh penampilan seluruh aktornya yang super menghayati bahkan, merasuki fisik dan jiwa karakternya.
Oldman sebagai Mank sepertinya gak perlu dikomentari penampilannya. Ya kalau kita pernah melihat penampilan-penampilan Oldman sebelumnya yang memerankan sosok tokoh atau karakter top. Tentunya kita sudah bisa menerka kalau ia akan keren juga sebagai Mank.
Cuma yang agak mengganjal sedikit bagi saya. Penampilan Oldman sebagai Mank terasa “normal-normal saja”. Mungkin dikarenakan karakter Mank-nya juga yang notabene memiliki kisah hidup yang juga normal-normal saja pada umumnya.
Oldman sebagai Jim Gordon, Oldman sebagai Dracula, Oldman sebagai Sirius Black, Oldman sebagai Sid Vicious, dan tentunya Oldman sebagai Winston Churchill, masih terlihat jauh lebih luar biasa nan menantang bagi aktor asal London, Inggris ini.
Tapi sekali lagi bukan berarti ia gak keren ya sebagai Mank. Bahkan bisa dikatakan Oldman akan masuk sebagai nomine di perhelatan 93rd Academy Awards tahun ini. Walau, belum tentu ia yang akan menang. Berdasarkan pernyataan tersebut, tentunya kini kita penasaran apakah aktor lainnya bisa mengimbangi Oldman? BISA BANGET.
Dan kerennya juga, Oldman di film ini tahu banget kapan harus bisa bersinar seorang diri, dan kapan ia harus memberikan spotlight ke rekan aktor yang satu adegan atau berinteraksi dengannya.
Lilly Collins sebagai sekertaris / juru ketik Mank, Rita Alexander, Amanda Seyfried sebagai aktris Hollywood legendaris Marion Davies, Tom Pelphrey sebagai adik kandung Mank, Joseph, dan Burke sebagai Welles.
Kesemua nama tersebut berinteraksi dengan Mank-nya Oldman dan kesemuanya terlihat bersinar. Terlebih Burke sebagai Welles. WOW guys, WOW. NGERI! Burke dari struktur wajah, aura, bahkan suaranya. Persis banget seperti Welles.
Dengan kata lain, seakan Welles hidup lagi melalui badan Burke. Singkatnya, seluruh cast di film ini HARUS disertakan dalam nominasi cast terbaik di pengharggan Screen Actors Guild atau penghargaan film lain yang memiliki kategori penghargaan tersebut.
Setting
Walau seluruh cast keren banget. Ironisnya, justru adalah aspek penyutradaraan terlebih, sinematografi yang membuat Mank berjaya. Bagaimana tidak? Film ini disajikan dalam format hitam putih.
Dan, di-desain sedemikian rupa tampilannya seperti Citizen Kane atau, film-film keluaran dekade 40an pada umumnya. Alhasil ketika menyaksikan, kita otomatis lupa kalau Mank adalah film 2020 dan bukan keluaran dekade tersebut.
Nah untuk aspek ini, saya super yakin kalau film ini di ajang Oscar 25 Februari 2021, akan sukses membawa pulang penghargaan sinematografi terbaik. Namun untuk Fincher membawa pulang penghrgaan sutradara terbaik, kans-nya masih 50-50.
Musik
Yap selaras dengan konsep sekaligus sinematografi kerennya tersebut. Maka seluruh musik / soundtrack filmnya juga sama kerennya.
Dan lebih gokilnya lagi, siapa sangka kalau seluruh soundtrack filmnya ini digubah oleh pentolan band Rock Industrial 90an ikonik, Nine Inch Nails, Trent Reznor?
WOW Reznor yang lagi-lagi bekerjasama dengan partner-nya, Atticus Ross. Lagi-lagi sukses menciptakan komposisi scoring magis.
Pokoknya seperti sinematografinya, racikan scoring keduanya, kian membuat kita serasa seperti menyaksikan atau bahkan masuk ke dalam latar dekade 1940 an nya. Sebagai pengingat saja keduanya jugalah yang menangani komposisi scoring film The Social Network.
Dan scoring The Social Network di penghargaan 83rd Academy Awards tahun 2011, sukses membawa pulang penghargaan Best Original Score. Jadi yap, saya yakin sejarah akan terulang lagi di Oscar tahun ini.
Unique
Mank memang bukan konsumsi untuk semua. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa dari kita akan menemukan film Fincher ini terasa membosankan.
Walau demikian, Mank teraplah sebuah sajian yang sangat keren, artistik, dan blak-blakan. Film ini sukses meng-ekspos situasi Hollywood di masa depresi hebat (great depression) termasuk, politik jahat di dalam perindustriannya.
Namun di saat yang sama, Fincher cs melakukannya dengan sangat elegan (tidak menghina). Mengangkat tema tersebut, sembari di saat yang sama mengisahkan biografi Mank dan Citizen Kane-nya, gak dipungkiri bukanlah tugas yang mudah.
Tapi ya terbukti. Fincher sukses menampilkan dan mengkombinasikan kesemuanya dengan cukup keren. Pokoknya kalau kamu fans Fincher apalagi, fans film-film 40an, pasti kamu akan enjoy banget dengan Mank.
Dan tak bosan-bosan saya ingatkan untuk follow akun social media kita untuk notifikasi terbaru, tentang konten-konten game dan hiburan ala Skyegrid Media.