
Rilisan layanan tayang streaming Hulu ini, dari semenjak perilisannya, 20 November 2020 lalu, dianggap sebagai film thriller terbaik yang pernah dirilis. Benarkah demikian? Langsung saja simak ulasasan review Run nya berikut ini.
Alur Cerita
Run mengisahkan seorang ibu bernama Diane Sherman (Sarah Paulson) dan putrinya yang berusia 17 tahun, Chloe (Kiera Allen)
Chloe terlahir dengan banyak komplikasi seperti: Asma, diabetes, dan paralisis. Alhasil semenjak lahir, ia hidup di atas kursi roda. Dan iapun dididik oleh Diane secara home schooling.
Walau terus belajar dan memiliki hubungan yang baik dengan sang ibu. Namun, lama-kelamaan, hubungan tersebut berubah menjadi masam. Mulai banyak rahasia dan hal-hal ganjil yang terjadi antara keduanya.
Baca juga: Review Unhinged
Parahnya lagi rahasia dan keganjilan ini, berakibat fatal banget terhadap Chloe yang sangat minim keterbatasannya untuk melindungi dirinya. Walau demikian, Chloe tak menyerah begitu saja.
Sadar dengan keterbatasannya, iapun berusaha keras mencari berbagai cara untuk melindungi dirinya dari berbagai keganjilan dan juga kengerian sang ibu tercinta.
Dan ketika akhirnya ia tahu apa yang terjadi sesunguhnya, Chloe pun kini harus segera berlari cepat demi keselamatan hidupnya. Jadi apa sebenarnya rahasia dan keganjilan yang terjadi antara keduanya ini?
WOW! Terang saja Run nge-tren hingga sekarang (bahkan review Run pun juga menjadi salah satu review yang dicari banyak moviegoers). Karena alur cerita film ini memang tegang dan asyik banget. Aneesh Chaganty (Searching) benar-benar cerdas dalam membuat naskah dan mengarahkan film ini.
Pokoknya kalau pernah nonton film Searching yang dibintangi si John Co (Star Trek) dan suka dengan film tersebut, kami yakin kamu juga bakalan suka suka dengan Run.
Memang bukan scene per scene atau beat per beat copy-paste film tersebut. Namun penerapan formula khas Chaganty termasuk eksekusi twist-nya 11-12 dengan yang diterapkan di Searching.
Tapi sayangnya di saat yang sama walau keren. Dari pembukaan hingga akhir film, rata-rata semua adegannya bisa diterka. Setelah adegan A pasti B atau setidaknya langsung C.
Dan juga untuk twist, walau eksekusi oke, namun kita sudah bisa menerkanya dari awal. Paling kalau meleset prediksi twist A, pasti prediksi twist B yang kita sudah duga itulah yang menjadi twist nya.
Intinya, plot film ini secara kacamata general / garis besar, sangat umum alias sudah ada juga di beberapa film-film yang protagonisnya, juga harus membela diri di tengah keterbatasan fisiknya.
Tapi ya itu tadi. Walau “generik”, tapi masih terlihat enak dan keren karena kejeniusan Chaganty. Bahkan bisa kami katakana, Chganty adalah calon M. Night Shyamalan (Split) baru.
Baca juga: Review Wonder Women 1984
Pemeran
Selain Chaganty, adalah karena penampilan aktor-aktornya yang membuat Run benar-benar keren dan sesukses seperti sekarang.
Keduanya bagi kami, sangat keren dan membuat terkejut dengan penampilan mereka masing-masing. Paulson sukses membuat kami ternganga dengan kemampuannya untuk memerankan Diane yang sangat bermasalah.
Selain itu Paulson juga sukses menampilkan akting semi “poker face”. Dengan kata lain, ia bisa banget menghidupkan apa yang diinginkan oleh Chganty di nasakhanya. Pokoknya dia ngeri dan dewa banget deh aktingnya disini.
Namun walau kemampuan Paulson tampil beda sukses membuata kita ternganga, adalah Allen yang membuat kami merasa bangga. Bayangkan saja. Allen memang di real-life menggunakan kursi roda sehari-hari.
Dan bisa akting dengan keterbatasan fisik yang dimiliki serta, bisa disesuaikan dengan naskah filmnya ini, bagi kami WOW banget. Penampilannya sebagai Chloe sangat simpatetik, emosional, namun juga inspiratif bagi kita semua.
Setelah menyaksikan penampilannya di film ini, apabila kita yang sehat wal’afiat (baca: fisik normal) masih kurang bersyukur atau merasa gak bisa ini dan itu. Kebangetan deh.
Chemistry antar keduanya pun juga sangat natural dan keren. Sedangkan untuk aktor pendukung lain, sayangya gak terlalu tersorot dan signifikan. Tapi tak mengapa. Toh memang fokus plot Run memang hanya melibatkan karakter Paulson dan Allen.
Setting
Karena plot kisahnya yang demikain, maka gak heran jika sebagian besar filmnya berlatar di dalam rumah saja.
Walau memang, terdapat juga adegan outdoor seperti ke bioskop, apotik, dan beberapa ruangan umum khusus. Berlokasi di Winnipeg, Kanada. Lokasinya memang terlihat pas-pas saja dengan plot nya.
Baca juga: Review Honest Thief
Musik
Chaganty kembali berkolaborasi dengan komposer di Searching, Torin Borrowdale. Dan terbukti kolaborasi keduanya memang oke.
Komposisi nada-nadanya, sukses membaut kita tegang bahkan, di adegan yang tidak mengagetkan sama sekali. Keduanya berkolaborasi dengan sangat padu padan.
Unique
Sekali lagi tak salah jika Run dari 2 bulan belakangan menjadi bahan pembicaraan bahkan, menjadi rilisan film orisinil tersukses dalam sejarah Hulu sejauh ini.
Terlepas kisahnya agak generik. Tapi di saat yang sama, film ini sangat seru dan juga suskes memberikan inspirasi ke kita-kita yang selalu merasa “gak perfect”.
Selain itu film ini mengajarkan kita bahwa terkadang kasih sayang ibu memang bisa destruktif pada tubuh kembang diri kita ke depannya. Setelah membaca review Run ini, bagaimana nih? Apakah kamu tertarik untuk menyaksikan filmnya?
Dan tak bosan-bosan saya ingatkan untuk follow akun social media kita untuk notifikasi terbaru, tentang konten-konten game dan hiburan ala Skyegrid Media.