Film animasi pendek berjudul Sepi garapan Manimonki Studios berhasil menjuarai kompetisi tingkat international dengan mendapatkan penghargaan Gold Kategori A di Ajang South East Asia Kre8tif! Award yang diselenggarakan oleh Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) Malaysia.
Dilansir laman Indonesia Proud, short movie ini mengangkat sepinya Ramadan tahun ini, namun tidak bagi mereka para penyandang tuli yang merasakan Ramadan yang sepi setiap tahunnya.
Berdurasi hanya 1.40 menit, film animasi Sepi yang sebenarnya dibuat sebagai video ucapan Idul Fitri 1441 tersebut seperti mengajak penonton memasuki lorong kontemplatif.
Baca juga: Spice Girls Ultah ke-25 Tahun, Ini Acara Keren yang akan Digelar
Memaknai kata sepi saat Ramadan dan Lebaran di masa pandemi ini. Tak ada suara ingar-bingar atau rentetan doa yang biasanya bersahutan diperdengarkan lewat toa masjid. Semua tenang dalam keheningan.
Sang animator menunjukkan suasana temaram di sebuah perkampungan khas Jawa. Lapak pasar tradisional, perkampungan dengan tembok batu bata dan lampu tempel di dinding, serta surau berbentuk joglo tanpa jamaah. Karya pendek yang digarap para kreator muda Solo ini mengajak kita semua berempati dalam satu waktu.
Sutradara sekaligus Founder Manimonki Studios, Yudhatama, menyuguhi plot twist epik di akhir cerita. Animasi tanpa percakapan yang sebelumnya hanya diisi dengan narasi sepi Ramadhan di masa pandemi ini diambil dari sudut pandang penyandang tuli. Yang setiap hari hidup dalam sepi.
“Orang bilang Ramadhan kali ini sepi. Tak terdengar rombongan pulang tarawih bersenda gurau. Tak terdengar lagi ceramah dari masjid dan suaru. Masjid dan surau suwung. Juga tak ada rombongan takbir keliling kampung. Mungkin mereka benar, aku tak tau. Aku tak tau. Yang aku tau, Lebaran kali ini aku kangen ibuku,” kata si perempuan tokoh utama, dinarasi pengantar sebelum mengakhiri adegan dengan video call (VC) bersama ibunya.
Baca juga: Review Film Rogue (2020)
Berempati pada Penyandang Tuli
Yudhatama membenarkan bahwa karyanya memang menggambarkan sepi di masa pandemi sekaligus mengajak kita semua berempati pada penyandang tuli. Idenya muncul pada pekan pertama Ramadan tahun ini. Dia merasakan betapa sepinya suasana puasa tanpa tadarusan, takbir keliling, dan kegiatan lain yang biasanya ramai di masjid.
Lalu tercetuslah keinginan untuk mengambil sudut pandang sepi di masa pandemi sebagai tema video tersebut. Tak ada kendala yang cukup berarti. Mereka mengerjakan selama tiga pekan disela-sela pekerjaan utama Manimonki Studios.
“Manimonki Studios sejak 2011 lalu selalu membuat video pendek ucapan Lebaran setiap Hari Lebaran. Biasanya hanya video animasi saja. Baru kali ini ada ceritanya,” kata Yudhatama.