Queensland University of Technology (QUT), di Australia, meluncurkan studi barunya mengenai gaya hidup seorang atlet eSports.
Dilansir IGN, studi tersebut mengungkapkan bahwa atlet eSports punya gaya hidup sehat dan 10 persen pemain eSports profesional memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi dari para pemain eSports amatir.
Studi yang telah dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health ini berdasarkan sampel 1.400 atlet eSports dari 65 negara. Studi ini juga yang pertama memasukkan status BMI (Body Mass Index) dari sampel pemain eSports secara global.
Baca juga: The Pillars Esports Umumkan Tim Free Fire Baru, Siapa Rosternya?
Dari studi ini diketahui 9 hingga 21 persen pemain eSports punya berat badan yang sehat dibandingkan populasi umum.
Michael Trotter, peneliti eSports dari QUT, mengatakan temuan ini menentang streotip gamer yang tidak sehat dan berbadan gemuk. Padahal para atlet eSports menghabiskan lebih dari satu jam per hari untuk melakukan latihan fisik sebagai strategi untuk meningkatkan skill permainan dan juga untuk mengurangi stres.
Hal tersebut sesuai dengan anjuran WHO yang menyatakan seseorang harus menghabiskan waktu minimal 15 menit dalam seminggu untuk melakukan aktivitas fisik.
Baca juga: 5 Game Terbaik yang Dirilis Tahun 2020 Versi Metacritic
Selain itu, studi ini juga menunjukkan atlet eSports memiliki kemungkinan 7,8 persen lebih tinggi untuk tidak meminum alkohol setiap hari dan hanya 0,5 persen dari semua sample survei yang mengkonsumsi alkohol setiap hari.
Dalam studi ini juga menemukan jumlah atlet eSports yang merokok terbilang rendah. Hanya 7,3 persen atlet eSports yang merokok setiap hari dan frekuensi merokoknya lebih rendah dari populasi global yang sebesar 18,7 persen.
“Latihan dan aktivitas fisik berperan penting bagi organisasi eSports untuk menciptkan atlet eSports terbaik. Artinya, ke depannya para gamer muda punya motivasi tinggi untuk rajin berolahraga atau latihan fisik untuk menjadi atlet profesional,” tutup Trotter.