Terbatasnya mobilitas masyarakat Indonesia imbas dari upaya pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus COVID-19, telah menjadi katalisator bagi peningkatan transaksi e-commerce dalam negeri.
Meskipun Indonesia tengah mengalami resesi ekonomi, setelah dilaporkan pertumbuhan ekonominya terkontraksi 5,32 persen dan 3,49 persen pada kuartal II dan III tahun lalu, pemanfaatan e-commerce sebagai alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya selama pandemi terus meningkat.
Berbagai hal yang terjadi selama masa pandemi setahun belakangan ini telah mengakselerasi industri e-commerce secara natural.
Hal ini terlihat dari temuan Jet Commerce, perusahaan e-commerce enabler asal Indonesia, yang mencatat terjadi peningkatan nilai penjualan dan jumlah transaksi e-commerce hingga kuartal IV-2020.
Peningkatan transaksi e-commerce di Kuartal IV-2020
Pada kuartal IV-2020, Jet Commerce mencatat nilai penjualannya secara keseluruhan meningkat sebanyak 36 persen dari kuartal sebelumnya, berbanding lurus dengan jumlah transaksi yang meningkat sebanyak 53 persen dari kuartal III, hingga mencapai lebih dari 750 ribu transaksi yang terjadi di berbagai marketplace dalam tiga bulan terakhir.
Peningkatan jumlah transaksi terbesar dialami oleh kategori produk kesehatan dan kecantikan yang mencatat kenaikan lebih dari 80 persen, dan nilai penjualannya lebih dari 60 persen dibanding pada kuartal sebelumnya.
Salah satu produk terlaris yang terjual dalam rentang waktu tiga bulan terakhir adalah serum wajah milik Y.O.U dan Lancome, serta sabun pencuci wajah dari Senka.

Baca juga: Cerita Penjual Mitra Tokopedia Alami Peningkatan Transaksi 2 Kali Lipat
Peningkatan signifikan juga terjadi pada kategori produk elektronik yang mencatat kenaikan jumlah transaksi mencapai 31 persen pada kuartal IV, dan peningkatan nilai penjualan sebanyak 35 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Produk OPPO A52 dan Realme Narzo 20 menjadi produk yang paling banyak dibeli dalam tiga bulan terakhir.
Penjualan produk kebutuhan ibu dan anak juga meningkat cukup pesat, yakni sebesar 31 persen dengan nilai penjualan yang meningkat lebih dari 25 persen.
Produk MamyPoko dan susu Pediasure menjadi salah satu produk terlaris dari kategori produk ini. Peningkatan jumlah transaksi juga dialami oleh produk-produk mainan anak dan makanan hewan peliharaan, yang masing-masing meningkat sebanyak lebih dari 50 persen dibandingkan pada kuartal sebelumnya.
Webber Chen, CEO Jet Commerce Indonesia, menyampaikan bahwa peningkatan jumlah transaksi yang terjadi selama tahun 2020 menjadi bukti bahwa e-commerce kini semakin digemari masyarakat karena memberikan kemudahan dalam beradaptasi dengan keadaan yang penuh dengan keterbatasan ini.
“Industri e-commerce tidak terpukul dengan pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi, justru sebaliknya, industri ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam setahun belakangan,” kata Webber.
“Jika diperhatikan, meningkatnya pengguna e-commerce saat ini turut mendorong para pelaku usaha, baik dari sektor UMKM maupun brand, untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan e-commerce sebagai kanal penjualan utamanya saat ini demi mencatatkan penjualan yang positif. Pola ini menjadi bukti bahwa e-commerce memainkan peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia,” sambung Webber.
Tren e-commerce di 2021
Situasi pandemi yang belum membaik di awal tahun 2021 ini dinilai akan mendorong penetrasi e-commerce semakin meluas pada tahun ini, seperti yang dikemukakan oleh Statista dalam laporan Digital Market Outlook, yang menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15 persen dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021.
Baca juga: Cara Pindahkan Riwayat Obrolan (Chat) WA ke Telegram

Sementara pendapatan industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26 persen mencapai US$38 juta, dari US$30 juta pada tahun 2020 lalu.
Berkat ekosistemnya yang semakin berkembang, pengguna e-commerce memang diprediksi akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
Seperti data yang dilansir dari laporan e-Conomy SEA 2020 Google yang menemukan bahwa di Indonesia sendiri 93 persen dari responden menyatakan akan kembali menggunakan layanan digital seperti e-commerce bahkan setelah pandemi covid-19 berakhir.
Menurut laporan tersebut, mengurangi kemungkinan terpapar COVID-19 dan dinilai lebih hemat tenaga dan waktu, menjadi faktor utama bagi masyarakat dalam berbelanja melalui e-commerce.
Webber menambahkan bahwa seiring dengan meningkatnya penetrasi e-commerce, kenyamanan dan kepercayaan konsumen dalam berbelanja online, diprediksi akan terjadi peningkatan transaksi terhadap kategori produk yang lebih beragam lagi, selain kategori produk grocery dan FMCG, dan juga peningkatan transaksi dari luar Jabodetabek selama beberapa tahun kedepan.
“Dalam waktu dekat, akan semakin banyak brand dan manufaktur dari beragam sektor yang melebarkan sayapnya ke e-commerce, mengingat saat ini mereka semakin memahami pentingnya kanal digital seperti e-commerce untuk keberlangsungan bisnisnya,” ujar Webber.
“Memahami bahwa kompetisi akan semakin ketat, sebagai e-commerce enabler kami menilai bahwa dalam memenangkan online market di tahun ini, strategi kustomisasi SKU (Stock Keeping Unit) yang dipasarkan di marketplace, pricing strategy tiap produknya, menciptakan fan base yang kuat melalui engagement dan retention program untuk konsumen, serta mengutamakan efektivitas pengelolaan toko di marketplace akan menjadi faktor krusial yang wajib dikuasi oleh brand,” tutupnya.