Perusahaan keamanan Gemalto mengeluarkan data mencengangkan terhadap kasus pencurian data selama enam bulan pertama di tahun 2018. Total, ada 4,5 miliar data dicuri atau diretas.
Dari 4,5 miliar data dicuri ini jumlahnya meningkat sebanyak 113 persen dari periode tahun 2017, dilansir Softpedia.
Meski jumlah pencurian data meningkat, tapi jumlah kasusnya menurun. Di tahun 2018 ini, ada 945 kasus pencurian data. Sementara di tahun 2017, jumlah kasusnya mencapai 1.162.
Baca juga: Duh, Google Maps Bikin Pasangan Suami-Istri Cerai
Gemalto mengatakan dalam sehari ada 6,9 data yang berhasil dibobol hacker. Dan, yang mengagetkan lagi hanya 4 persen dari jumlah data itu yang terenkripsi.
Dari hasil penelitian Gemalto, data yang paling banyak dicuri berasal dari media sosial sebanyak 51 persen. Kemudian data dari pemerintahan sebesar 26,62 persen.
Baca juga: Kemkominfo Umumkan Telah Blokir Grup Gay Garut di Facebook
Gemalto menyampaikan dari 56,08 persen data yang dicuri ini disebabkan oleh malware. Sementara data yang dicuri karena ketidaksengajaan jumlah mencapai 33,6 persen.
Kasus pencurian data memang marak terjadi selama tahun 2018 ini, seperti bocornya data pengguna Facebook dan data pengguna Google Plus.
Bahkan, akibat bocornya ratusan ribu data yang terdiri dari nama pengguna, alamat email, pekerjaan, jenis kelamin, dan usia, Google akhirnya memutuskan menutup media Google Plus.