IndonesiaKaya menghadirkan webseries bertajuk Paras Cantik Indonesia yang mengangkat ragam kecantikan dan kekuatan dari para perempuan dari berbagai daerah di Indonesia. Webseries ini digarap bersama seniman multitalenta Tompi dan Visinema Content. Kali ini webseries sudah memasuki episode keenam. Penonton diajak melihat perjalan Tompi ke kota Surabaya.
Webseries Paras Cantik Indonesia episode 6 ini tayang perdana pada hari ini, 17 November 2020, di kanal YouTube IndonesiaKaya.
Yap, kota pahlawan yang sering mencetak atlet-atlet profesional dari berbagai bidang. Di kota ini Tompi mengunjungi Dellie Threesyadinda seorang atlet panahan asal Surabaya.

Baca juga: Jaringan Bioskop Cinema XXI Akhirnya Dibuka Lagi
Dinda mempresentasikan nilai-nilai kemerdekaan dari profesi yang ia geluti. Perjuangan Dinda tidak hanya berhenti di ajang kompetisi semata, ia berbagi semangat juang kepada generasi muda Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Dinda saat ini telah aktif mengedukasi dan melatih untuk usia 6-30 tahun dalam program prestasi dan program hobi/rekreasi di Lilies Handayani Srikandi Archery School.
Webseries ini terdiri dari 12 episode yang akan diluncurkan setiap 2 minggu. Dalam satu episode akan menceritakan satu profile perempuan dari satu daerah, mulai dari kesehariannya hingga proses make over untuk sesi foto yang diabadikan oleh dr. Tompi dengan menggunakan kamera analog.
Baca juga: Tegangnya Trailer Terbaru Film Thriller Korea The Call

Dari seluruh episode yang direncanakan, ada 9 episode yang sudah rampung dilakukan sebelum ada arahan untuk (PSBB) pembatasan sosial berskala besar dan akan tayang mulai September hingga Desember ini.
Sedangkan pengambilan video untuk episode lainnya akan menerapkan protokol kesehatan dan dilakukan melihat keadaan situasi terbaru.
“Cantik merupakan kata yang identik setiap kali kami melihat sosok perempuan di dalam kesehariannya. Kata yang sarat makna namun sering pula menjadi kontroversi. Cantik hari ini sering sekali diartikan dengan cara yang terlalu sederhana dan tidak esensial, hanya berdasarkan paras yang entah dari siapa standar tersebut dibentuk,” ujar Tompi.